Bodrex Gelar Program Merah Putih Berbagi x Garuda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sektor pendidikan di Indonesia. Sistem pembelajaran tatap muka kini diganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring. Namun, sistem PJJ banyak memiliki kendala pada proses pelaksanaannya. Kekurangan fasilitas karena kepemilikan smartphone yang memadai maupun akses internet menjadi salah satu faktor utama masih banyak anak Indonesia sulit mendapatkan akses pendidikan di masa pandemi.
(Baca juga: Minum Pil KB Dapat Bantu Cegah Kanker Ovarium )
"Berdasarkan referensi Pemprov Jabar , jumlah siswa terkena dampak sebesar 6,8 juta, 4,2 juta guru. 36% mereka bukan pengguna internet, 4,2% siswa tidak punya internet memadai. Di lapangan, kita sering temui mereka punya gadget, HP. Tapi HP-nya bergantian dan jadul untuk update aplikasi terbaru tidak memadai," kata Corporate Secretary and Operational Manager Wakaf Salman, Ryan Faisal saat jumpa pers virtual, Kamis (8/10).
Berbekal semangat 50 tahun Bodrex melalui program #bodrexmerahputihberbagiXgaruda (GAdget untuk guRU Dan siswA) mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu anak-anak sekolah tingkat SD dan SMP yang belum memiliki fasilitas belajar online dengan mengumpulkan donasi berupa smartphone layak pakai dan juga berupa uang yang akan dikonversi menjadi paket smartphone baru dan kuota internet.
"Untuk memutus mata rantai pandemi Covid, kita harus banyak di rumah. Salah satunya proses belajar mengajar, pendidikan Indonesia harus dilakukan secara online atau jarak jauh, pelajaran siswa Indonesia dimulai sejak pandemi. Data yang diperoleh, siswa Indonesia enggak punya fasilitas belajar online mumpuni," ungkap Managing Director Brand Portofolio dan Communication CCHC, Aviaska D. Respati.
Adapun kriteria penerima donasi program ini adalah anak-anak sekolah yang berdomisili di area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan Jawa Barat, diutamakan untuk kawasan zona merah; anak sekolah tingkat SD dan SMP (diutamakan SD kelas 3 ke atas), serta diutamakan untuk anak sekolah yang yatim dan berasal dari keluarga dari sosial ekonomi lemah atau dhuafa.
Penyaluran ini bekerja sama dengan Jabar Quick Response dan Lembaga One Ummah untuk area Jawa Barat, dan Gerak Bareng Community untuk area Jabodetabek. Selain menggalang donasi, Bodrex juga turut berpartisipasi langsung dalam menyediakan paket smartphone dan kuota internet untuk siswa yang membutuhkan.
"50% siswa tidak memiliki fasilitas belajar mumpuni, dan selain tidak memiliki fasilitas belajar online, ada lima kendala yang dihadapi. Pertama bimbingan belajar dari gugur yang tidak sempurna seperti di kelas. Kedua, tidak semua anak-anak dapet bimbingan orang tua. Ketiga, kuota internet nggak ada. Empat, perangkat atau gadget nggak bisa download perangkat belajar online seperti Zoom dan Google Meet. Lima, sebagian tidak memiliki gadget," papar Aviaska.
"Bentuk bantuan ada dua, smartphone layak pakai, nggak kita gunakan dan bisa kita kirimkan ke dua titik wilayah. Di Jakarta di Tempo Scan Tower dan di Jawa Barat kirim ke alamat Wakaf Salman. Satu lagi bentuk dana tunai, kirimkan ke rekening BCA Tempo Scan," sambungnya.
(Baca juga: Lima Resep Kopi Instan Unik yang Bisa Dibuat di Rumah )
Program yang akan berlangsung dari Oktober hingga Desember 2020 ini pun diharapkan sebagai reaksi cepat dalam mendorong pendidikan Indonesia di tengah pandemi agar mereka bisa tetap bersekolah. "Anak-anak di Indonesia bisa memiliki kesetaraan untuk mendapatkan pelajaran ilmu, dapatkan pendidikan di masa pandemi ini. Ada anak-anak kurang beruntung sehingga mereka mendapatkan akses yang sama dengan teman lain," tutup Aviaska.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
(Baca juga: Minum Pil KB Dapat Bantu Cegah Kanker Ovarium )
"Berdasarkan referensi Pemprov Jabar , jumlah siswa terkena dampak sebesar 6,8 juta, 4,2 juta guru. 36% mereka bukan pengguna internet, 4,2% siswa tidak punya internet memadai. Di lapangan, kita sering temui mereka punya gadget, HP. Tapi HP-nya bergantian dan jadul untuk update aplikasi terbaru tidak memadai," kata Corporate Secretary and Operational Manager Wakaf Salman, Ryan Faisal saat jumpa pers virtual, Kamis (8/10).
Berbekal semangat 50 tahun Bodrex melalui program #bodrexmerahputihberbagiXgaruda (GAdget untuk guRU Dan siswA) mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu anak-anak sekolah tingkat SD dan SMP yang belum memiliki fasilitas belajar online dengan mengumpulkan donasi berupa smartphone layak pakai dan juga berupa uang yang akan dikonversi menjadi paket smartphone baru dan kuota internet.
"Untuk memutus mata rantai pandemi Covid, kita harus banyak di rumah. Salah satunya proses belajar mengajar, pendidikan Indonesia harus dilakukan secara online atau jarak jauh, pelajaran siswa Indonesia dimulai sejak pandemi. Data yang diperoleh, siswa Indonesia enggak punya fasilitas belajar online mumpuni," ungkap Managing Director Brand Portofolio dan Communication CCHC, Aviaska D. Respati.
Adapun kriteria penerima donasi program ini adalah anak-anak sekolah yang berdomisili di area Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) dan Jawa Barat, diutamakan untuk kawasan zona merah; anak sekolah tingkat SD dan SMP (diutamakan SD kelas 3 ke atas), serta diutamakan untuk anak sekolah yang yatim dan berasal dari keluarga dari sosial ekonomi lemah atau dhuafa.
Penyaluran ini bekerja sama dengan Jabar Quick Response dan Lembaga One Ummah untuk area Jawa Barat, dan Gerak Bareng Community untuk area Jabodetabek. Selain menggalang donasi, Bodrex juga turut berpartisipasi langsung dalam menyediakan paket smartphone dan kuota internet untuk siswa yang membutuhkan.
"50% siswa tidak memiliki fasilitas belajar mumpuni, dan selain tidak memiliki fasilitas belajar online, ada lima kendala yang dihadapi. Pertama bimbingan belajar dari gugur yang tidak sempurna seperti di kelas. Kedua, tidak semua anak-anak dapet bimbingan orang tua. Ketiga, kuota internet nggak ada. Empat, perangkat atau gadget nggak bisa download perangkat belajar online seperti Zoom dan Google Meet. Lima, sebagian tidak memiliki gadget," papar Aviaska.
"Bentuk bantuan ada dua, smartphone layak pakai, nggak kita gunakan dan bisa kita kirimkan ke dua titik wilayah. Di Jakarta di Tempo Scan Tower dan di Jawa Barat kirim ke alamat Wakaf Salman. Satu lagi bentuk dana tunai, kirimkan ke rekening BCA Tempo Scan," sambungnya.
(Baca juga: Lima Resep Kopi Instan Unik yang Bisa Dibuat di Rumah )
Program yang akan berlangsung dari Oktober hingga Desember 2020 ini pun diharapkan sebagai reaksi cepat dalam mendorong pendidikan Indonesia di tengah pandemi agar mereka bisa tetap bersekolah. "Anak-anak di Indonesia bisa memiliki kesetaraan untuk mendapatkan pelajaran ilmu, dapatkan pendidikan di masa pandemi ini. Ada anak-anak kurang beruntung sehingga mereka mendapatkan akses yang sama dengan teman lain," tutup Aviaska.
Lihat Juga: Universitas LIA-Kanda University of International Studies Perkuat Kemitraan Kerja Sama Internasional
(nug)